Kamis, 11 September 2008

Rumor UAN di Bulan Februari, menambah daftar panjang keegoisan pejabat negara serta calonnya

Salah satu yang menjadi faktor kelulusan siswa dari SD sampai SMA saat ini adalah UAN atau Ujian Akhir Nasional yang masih menjadi Kontroversi. Meskipun, maksud Pejabat pemerintahan yang memutuskan UAN ini adalah untuk peningkatan tingkat pendidikan masyarakat Indonesia tetapi melihat sistem yang berjalan selama UAN berlangsung ini malah memperlihatkan kehancuran bangsa dengan lahirnya banyak tingkat ketidakjujuran untuk melalui ujian hanya demi menyelamtkan nama baik instansi tertentu. UAN biasanya dimulai dari tingkat pendidikan paling tinggi yaitu SMA, dibulan Mei awalnya kemudian maju di bulan April. Di awal tahun ajaran baru sudah terdengan rumor bahwa UAN tahun 2009 akan dimajukan yaitu pada bulan februari dengan alasan akan diadakannya Pemilu. Pada saat UAN dilakukan di bulan April saja masih banyak guru yang kelimpungan untuk mengajar siswa - siswanya agar dapat lulus dengan cara yang jujur. Namun akibatnya guru hanya memberikan drilling soal yang meenjadikan pelajaran di sekolah kurang bermakna dan tidak lagi mengarah pada konsep melainkan cara cepat menjawab soal. Sebenarnya dengan memajukan UAN di bulan Februari mau tidak mau semakin banyak siswa Indonesia yang lulus namun bukan kemampuan konsep yang dimilikinya namun sekedar cepat mengerjakan soal. Lantas jika siswa Indonesia tersebut dikatakan sebagai calon penerus bangsa maka sekian banyak Indonesia kan memiliki calon pemimpin yang bermodalkan cara cepat atau instan yang penting lulus. Sayang sekali memang jika UAN dimajukan ke bulan Februari dengan alasan Pemilu dimana pemerintah hanya mendahulukan beberapa kepentingan partai politik yang banyak diantaranya belum jelas kemampuan berpolitiknya ketimbang prestasi anak bangsa yang seharusnya menjadi pertimbangan utama. Apalagi di berita televisi banyak sekali diberitakan hal - hal negatif mengenai parpol A yang berebut posisi pimpinan atau parpol B yang hampir 70% artis sebagai calegnya atau partai C yang memilih orang sebagai presiden padahal sudah kalah dalam pemilihan sebelumnya. Lantas kapan pejabat pemerintahan mau mekikirkan anak bangsa yang notabene adalah calon penerus pejabat negara untuk menjadi lebih baik. Tidak belajar dengan instan serta lulus karena cara instan.